Knowledege Content
Teknologi basis data tradisional menghadirkan beberapa tantangan dalam pencatatan transaksi keuangan. Sebagai contoh, bisa dilihat di kasus penjualan properti. Setelah uang dibayarkan, kepemilikan properti dialihkan ke pembeli. Secara individu, baik pembeli maupun penjual dapat mencatat transaksi moneter, tetapi tidak ada sumber yang dapat dipercaya. Penjual dapat dengan mudah mengeklaim bahwa mereka belum menerima uang meskipun sudah menerimanya, dan pembeli dapat sama-sama berargumen bahwa mereka telah membayar uang meskipun belum membayarkannya.
Untuk menghindari potensi masalah hukum, pihak ketiga yang tepercaya harus mengawasi dan memvalidasi transaksi. Kehadiran otoritas pusat ini tidak hanya merumitkan transaksi tetapi juga menciptakan satu titik kelemahan. Jika basis data pusat disusupi, kedua belah pihak akan dirugikan.
Blockchain mengurangi masalah tersebut dengan menciptakan sistem yang terdesentralisasi dan antirusak untuk mencatat transaksi. Dalam skenario transaksi properti, blockchain membuat buku besar, masing-masing satu untuk pembeli dan penjual. Semua transaksi harus disetujui oleh kedua belah pihak dan secara otomatis diperbarui di kedua buku besar secara waktu nyata. Setiap perubahan dalam transaksi historis akan merusak seluruh buku besar. Properti blockchain ini telah digunakan di berbagai sektor, termasuk pembuatan mata uang digital seperti Bitcoin.
Membahas tentang bitcoin tentu akan lepas dari membicarakan teknologi blockchain. Kamu tahu nggak apa hubungannya teknologi blockchain sama kripto? Terus gimana sih cara kerja blockchain. Teknologi blockchain adalah sistem yang menyimpan data transaksi mata uang digital, sistem ini tidak dikelola oleh pihak ketiga seperti bank melainkan dapat dikelola oleh semua pengguna komputer internet.
Tujuan dari blockchain adalah untuk memungkinkan informasi digital direkam dan didistribusikan, tetapi tidak bisa diedit. Lalu bagaimana jika perlu merubah data? Bagaimana cara kerja blockchain? Blockchain merupakan teknologi peer-to-peer di mana integritas informasi digital dilindungi. Blockchain berperan sebagai buku besar transaksi yang terdesentralisasi melalui jaringan peer-to-peer. Buku besar ini mencatat setiap urutan transaksi dari awal hingga akhir. Tiap transaksi dimasukkan ke dalam blok dan setiap blok saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Berikut langkah proses cara kerja teknologi blockchain.
Apa itu blockchain terdiri serangkaian transaksi yang dikelompokkan ke dalam blok blok-blok.
Blok-blok ini saling terhubung melalui kode enkripsi yang membuat data tersimpan secara aman serta mencegah seseorang merubah rantai blok. Sebuah blok terdiri dari data (nama pengirim, jumlah, nama penerima),kode enkripsi baru, dan kode lama. Daftar transaksi dikunci secara bersamaan dan penanda unik pada setiap blok akan ditambahkan ke blok berikutnya, sehingga menciptakan rantai yang tidak dapat diubah. Sebuah blok biasanya terdiri dari informasi transaksi saat ini dan hash (kode unik) dari blok sebelumnya.
Bagaimana jika suatu data dalam blok membutuhkan perubahan? Maka data akan disetor sebagai blok baru dengan mencatut kode enkripsi blok lama. Data tetap tersimpan dan tidak terlihat karena diwakilkan oleh kode enkripsi acak.
Hubungan rantai-rantai blok ini membentuk ledger (buku besar). Sistem ledger mengacu pada cara pencatatan akuntansi dalam mengompilasi setiap transaksi sehingga tidak dapat diubah.
Ledger dapat bersifat publik maupun pribadi atau tertutup. Ledger yang bersifat publik membuat siapapun dapat melihat semua riwayat transaksi secara lengkap. Karena karakteristik blockchain yang desentralisasi, membuat blok dapat diakses oleh setiap pengguna komputer dengan internet (P2P) dari seluruh dunia.
Setiap rantai blok dari blockchain akan mencatat setiap transaksi atau perpindahan bitcoin dari satu pengguna ke pengguna lainnya tanpa perlu bantuan pihak ketiga.
Jika salah satu blok dirusak, akan menyebabkan hash blok berubah dan membuat semua blok berikutnya tidak valid. Katakanlah salah satu blok dirusak dan semua hash blok berikutnya dihitung ulang, maka ada kemungkinan rantai blok telah disusupi. Untuk mengatasi masalah ini, ada konsep yang disebut proof of work (POW).